Published in

Universitas Diponegoro, MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 4(15), p. 418, 2020

DOI: 10.30597/mkmi.v15i4.8428

Links

Tools

Export citation

Search in Google Scholar

Penyelidikan KLB Keracunan Makanan di Desa Banjaroyo Kabupaten Kulon Progo

Journal article published in 2020 by Fatma Nuraisyah
This paper is made freely available by the publisher.
This paper is made freely available by the publisher.

Full text: Download

Red circle
Preprint: archiving forbidden
Red circle
Postprint: archiving forbidden
Green circle
Published version: archiving allowed
Data provided by SHERPA/RoMEO

Abstract

Berdasarkan hasil laporan, sebanyak tujuh orang warga berobat ke puskesmas secara bersamaan dengan keluhan/gejala yang sama, mengalami diare, perut sakit, pusing, mulas, lemas setelah mengonsumsi makanan. Tujuan penelitian untuk menelusuri gejala dan penyebab dugaan keracunan setelah mengonsumsi makanan yang dihidangkan pada acara peresmian Microhidro 16 Mei 2014 di Desa Banjaroyo. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus-kontrol. Kasus adalah orang yang mengonsumsi hidangan yang mengalami gejala diare, nyeri perut, dan mual. Kontrol adalah orang yang tidak mengalami gejala seperti kasus setelah mengonsumsi hidangan dengan matching umur dan jenis kelamin. Subjek adalah responden yang mengonsumsi makanan dan diwawancarai. Sampel makanan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Jumlah kasus awal 170 orang. Gejala yang paling banyak dirasakan penderita adalah diare (73,16%), nyeri perut (67,10%). Tipe kurva epid adalah common source. Penularan penyakit secara common source dan masa inkubasi adalah 1 sampai 16 jam. Hasil pemasangan untuk uji analitik didapatkan 60 pasang kasus dan kontrol. Jenis makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan makanan adalah sambal krecek (OR=18,5;95% CI=1,42-230,25), dan ayam bacem (OR=22,03; 95% CI= 2,32-208,42). Hal ini diduga positif Staphylococcus yang mengkontaminasi makanan sehingga orang yang makan mengalami keracunan. Keracunan makanan yang telah terjadi penyebabnya diduga bakteri Staphylococcus. Kemungkinan selama pemanasan ulang dan penyimpanan menjadi dugaan bahwa makanan terkontaminasi.